Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rilis Album Kedua, Kunto Aji Kisahkan Masalah Kesehatan Mental

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Penampilan penyanyi Kunto Aji menghibur pengunjung dalam ngabuburit jelang buka puasa dalam panggung Musik Bagus Day di Cilandak Townsquare, Jakarta, 1 Juni 2017. Penyanyi Kunto Aji merayakan hari lahirnya Pancasila selama satu jam lebih melalui penampilan akustiknya serta berbagi cerita dalam workshop Eksplorasi Suara. TEMPO/Nurdiansah
Penampilan penyanyi Kunto Aji menghibur pengunjung dalam ngabuburit jelang buka puasa dalam panggung Musik Bagus Day di Cilandak Townsquare, Jakarta, 1 Juni 2017. Penyanyi Kunto Aji merayakan hari lahirnya Pancasila selama satu jam lebih melalui penampilan akustiknya serta berbagi cerita dalam workshop Eksplorasi Suara. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sempat tertunda, Kunto Aji akhirnya merilis album studio kedua yang bertajuk "Mantra Mantra". Lagu-lagu dalam album kedua ini merupakan perspektif Kunto Aji terhadap isu kesehatan mental.

Baca: Hormon Tidak Stabil, Waspadai Depresi Pasca Melahirkan

Oleh sebab itu, Kunto Aji pun sangat serius melakukan riset dalam proses pengerjaan album ini. Mulai dari konsultasi dengan psikolog, sampai instrospeksi ke dalam diri sendiri mengenai permasalahan mental yang juga dialaminya, yaitu overthinker atau orang yang terlalu banyak berpikir.

"Album kedua lebih banyak riset ke dalam. Jadi aku lebih banyak ngomong ke diri sendiri dan itu pasti akan 'relate' dengan banyak orang karena pasti semua manusia akan mengalami," kata Kunto Aji saat berbincang dalam peluncuran album "Mantra Mantra" di kawasan Kemang, Jakarta, Kamis.

ilustrasi stres (pixabay.com)

Pemilihan isu kesehatan mental untuk album kedua ini bukan tanpa alasan. Menurutnya masalah kesehatan mental masih dianggap sepele orang Indonesia. "Menurut saya setiap orang punya masalah pada diri sendiri. "Mental health awarenes" atau kepedulian terhadap kesehatan mental cukup kurang di Indonesia dan harus diangkat karena itu bisa berdampak besar bagi manusia," katanya.

Orang yang menjadi overthinker biasanya selalu menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang dibuatnya kemarin. Mereka juga biasanya merasa resah dalam menghadapi hari esok.

Baca: Intip Tanda-tanda Penyakit Mental Skizofrenia Sejak Dini

Para overthinker terlalu banyak diganggu oleh pikiran yang menyusuhkan. Ketidakmampuannya untuk keluar dari semua pikiran mereka itu membuat mereka terus merasa menderita.

Bisa juga orang-orang ini melakukan monolog sendiri dengan berbagai kekhawatiran yang dirasakannya. Beberapa monolog yang mungkin akan dipikirkannya adalah 'Seharusnya saya tidak berbicara seperti itu pada rapat hari ini. Semua orang melihat saya seolah saya adalah orang yang idiot'.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pikiran lain yang mungkin mengganggu adalah monolog seperti ini 'Orang tua saya selalu mengatakan saya bukan orang yang berarti, dan mereka benar'.

Para overthinker tidak hanya menggunakan kata-kata untuk merenungkan kehidupan mereka. Terkadang, mereka memunculkan gambar juga. Mereka mungkin membayangkan mobil mereka keluar dari jalan atau mereka mungkin memutar ulang kejadian menyedihkan dalam pikiran mereka seperti dalam film.

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com

Para peneliti mengatakan 'berperang' melawan, kekurangan, dan masalah Anda, akan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Ketika kesehatan mental Anda menurun, kecenderungan Anda untuk merenung meningkat dan Anda akan mulai berpikir.

Baca: Cara Cepat Hilangkan Stres

Studi menunjukkan bahwa terlalu banyak berpikir menyebabkan tekanan emosional yang serius. Untuk menghindari kesusahan itu, banyak pemikir berlebihan yang menggunakan strategi mengatasi yang tidak sehat, seperti alkohol dan makanan.

Para penderita masalah kesehatan mental overthinker juga kemungkinan besar akan tidak bisa tidur nyenyak. Studi mengatakan merenung akan meningkatkan kekhawatiran, sehingga jam tidur Anda lebih sedikit, dan kualitas tidur Anda akan lebih buruk.

ANTARA | FORBES | PSYCHOLOGY TODAY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

5 jam lalu

Ilustrasi heat stroke. Shutterstock
Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

Cuaca panas ekstrem yang terjadi di Asia berpotensi menyebabkan heat stroke. Apa saja yang perlu diwaspadai?


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

2 hari lalu

Ilustrasi cewek pakai payung saat jalan di bawah matahari terik. shutterstock.com
Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.


Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

2 hari lalu

Ilustrasi anak kecil pacaran. huffpost.com
Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

3 hari lalu

Ilustrasi wanita sedih. Shutterstock
Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

6 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

6 hari lalu

Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.